Thursday, September 5, 2019

Hasil Tanya Jawab (Sharing) Pekerja dan Teknisi Kebun Induk Kakao Poliklonal di Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar.

Mungkin hasil Tanya jawab saya dengan teknisi kebun bisa menambah pengetahuan temen teman pembaca blog saya :)

silahkan disimak....


Kebun induk kakao poliklonal ini masih dalam proses revitalisasi. Arti dari revitalisasi sendiri yaitu memvitalkan ulang fungsi dari suatu kebun induk. Umur kebun baru berusia 3 tahun. Pekerja Kebun Induk Kakao Poliklonal yang di wawancara atau tanya jawab sebanyak 2 orang dan satu teknisi kebun yaitu bapak Haris. Satu orang pekerja sudah bekerja di kebun induk poliklonal selama 3 tahun, dan satunya sudah bekerja selama 1 tahun. Bapak Haris selaku teknisi kebun kakao sudah berumur 50 tahun. Hasil dari tanya jawab yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : Pemupukan yang dilakukan selama satu tahun hanya 2 kali yaitu awal dan akhir musim penghujan atau awal musim kemarau. Total pemupukan yang telah dilakukan selama tiga tahun umur dari kebun induk yaitu sebanyak 6 kali. Pemupukan dasar dilakukan menggunakan pupuk kandang atau pupuk dari kotoran kambing. Pemupukan yang dilakukan pada kebun menggunakan pupuk pada umumnya yaitu NPK, dsb. Menurut pekerja kebun bahwa pemupukan yang dilakukan, lebih banyak dimakan atau diserap oleh pohon penauang disebabkan jarak dari pohon penanung yang kurang ideal. 

2.   Pohon penaung yang digunakan adalah pohon ramayana, ditanama ketika awal penanaman benih kakao (Tidak sesuai dengan anjuran yang seharusnya ditanam 1 tahun sebelum kako di tanam agar tidak terjadi perebutan hara yang berlebih, Penulis AA. Prawoto ). Jadi Umur dari Kakao dan pohon penaung sama, jika ditinjau dari umur awal penanaman. 

3.    Pohon penaung sudah dipangkas sebulan yang lalu dan masih dilakukan sampai sekarang. Keterangan didapat kemarin, rabu 30 Januari 2019. Jadi pemangkasan sudah dimulai sekitar 30 Desember 2018. 

4.  Tanaman Kakao yang tidak sesuai dengan papan nama di depan pertanaman disebabkan awal penanaman yang tidak dikelompokan sesuai klon lagi sebelum penanaman dilakukan. Hal tersebut disebabkan benih yang sulit diketahui klonya karena masih belum kelihatan klon nya. Benih yang paling mudah dikelompokan  dan diidentifikasi klonya adalah klon SCA 6. 

5.   Asal usul kebun induk adalah kebun pisang dan tanaman lainya, bekas dari tanaman yang ditanam masyarakat, Banyak pohon cebreng atau gamal yang tumbuh dan sekarang sudah ditebangi.

        Menurut penjelasan pekerja kebun bahwa hama dan penyakit yang sering ditemukan dan mengganggu produksi adalah musang yang sering memakan dan mengambil tanaman kakao. Selain itu hama ulat dan penggerek batang serta penyakit busuk buah. 

     7.  Total penyemprotan yang telah dilakukan selama 3 tahun terakhir tidak dapat dihitung. Sekitar 2- 3 bulan dilakukan penyemprotan sebanyak dua kali, akan tetapi 4 bulan terakhir ini belum pernah dilakukan disebabkan karena biaya ataupun hama dan penyakit yang masih terkendali. Menurut penuturan pekerja bahwa pemupukan dan penyemprotan belum optimal, dan penyemprotan sebaiknya dilakukan sekitar sebulan sekali untuk hama dan penyakit ataupun penyemprotan hormon perangsang pertumbuhan  Biaya pekerja kebun untuk pemangkasan, satu harinya diberi upah 30 ribu dari jam 07.30 sampai 11.00. Sehari pemangkasan maksimal dapat mencapai 30 pohon penaung.    

    Jarak tanam kakao yaitu 3 X 3 M. Lubang tanam 70 X 40 cm. Kako merupakan tanaman C3 , fotointesis optimum pada keadaan ternaung.
     Berdasarkan pemaparan teknisi kebun dan pekerja bahwa produksi kakao semakin kesini semakin menurun. Luas lahan yang sudah terdapat banyak tanaman kakao berumur 3 tahun hanya ada sekitar 1 hektar. Hal tersebut disebabkan benih kakao yang ditanam ketika awal tanam yaitu tiga tahun yang lalu kekurangan. Jadi terdapat sebagian tanaman kakao yang masih kecil di kebun induk tersebut.
     Tata tanam yang diterapkan berupa 2 betina dan 1 Jantan. Klon kakao jantan yang digunakan yaitu SCA 6, dan klon betina berupa Sulawesi 1 dan 2 serta MCC 01 dan 02. Tanaman yang paling sedikit ditemukan adalah klon MCC 01. Kebun Induk kakao poliklonal ini sudah panen sebanyak 2 periode. Satu periode panen, mencapai 10-11 kali. Panen tertinggi mencapai 400-700 kg. Perawatan kebun lainya yang dilakukan berupa pemangkasan wiwlan atau tunas air dari tanaman kakao.

Wednesday, August 21, 2019

Menguak Fungsi Abu Sekam sebagai Sumber Silika (Si) Tanaman untuk Ketahanan terhadap Hama


Untuk Tulisan Kali ini saya ambil dari banyak sumber, khususnya jurnal-jurnal penelitian, silahkan disimak semoga manfaat...
Abu sekam padi merupakan sekam yang dibakar dan berubah bentuknya menjadi abu serta memiliki kandungan unsur yang berbeda dengan sekam padi. Abu sekam padi memiliki beberapa unsur yang cukup tinggi yaitu kandungan phosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), dan Magnesium (Mg). Kandungan unsur K yang cukup tinggi pada abu sekam padi akan berperan dalam pertumbuhan tanaman, selain itu juga membantu meningkatkan pH dan struktur tanah agar lebih baik (Tamtomo et al. 2016)
Abu sekam padi (rice husk ash) juga merupakan sumber silika (Si). Abu sekam padi dapat digunakan sebagai pupuk yang ramah lingkungan dan murah. Beberapa penelitian menyatakan bahwa perlakuan residu abu sekam mampu menurunkan intensitas serangan hama dan keparahan penyakit........

Tuesday, August 13, 2019

Asyiknya Menyambung Batang Kakao dan Kopi

       
Untuk postingan kali ini saya akan membagikan bagimana caranya menyambung batang kakao dan kopi. Pada dasarnya menyambung kopi dan kakao hampir sama, ada dua cara yang pertama menyambung atas dan kedua sambung samping. Menyambung merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat untuk menggabungkan varietas kakao atau kopi yang unggul, dan kegiatan ini sangat mengasikan. Selain bisa melatih keterampilan juga akan membuat kita lebih tertarik dengan dunia pertanian. Kita akan penasaran dengan hasil sambungan kita dan buah seperti apa yang kelak akan tumbuh. 
Alat yang dibutuhkan untuk kegiatan penyambungan yaitu gunting pangkas, pisau atau cutter yang baru bersih dan steril, plastik es. Sedangkan untuk bahan yang dibutuhkan yaitu pohon kopi dan kakao yang mempunyai banyak cabang, kopi dan kakao yang masih muda atau masih dalam semaian. 
Langsung saja berikut cara menyambung atas (Top Ent) Langkah pertama adalah memilih bagian atas(entres) yang akan disambung beberapa ciri entres yang wajib adalah batang tidak lunak atau sudah cukup umur yaitu bagian yang tidak terlalu muda dan terlalu tua.Gambar diatas adalah contoh entres atau bagian atas sambungan yang bagus dan sesuai. kemudian langkah selanjutnya adalah menyiapkan bagian bawah.

Seperti gambar diatas bagian bawah sambung atas harus tanaman yang masih muda agar mudah dipotong dan disambungkan, pastikan klon yang disambung adalah yang tahan hama dan stress air ataupun klon unggul yang anda inginkan. Kegiatan selanjutnya memotong setengah atau secukupnya untuk tempat penyambungan.
Perompesan
Pemotongan harus rapi dan tidak rusak agar penyambungan bisa mudah dan kemungkinan berhasilnya tinggi.Oh iya jangan lupa untuk memangkas daun bagian sambungan atas, akan tetapi tetap menyisakan sekitar dua helai sekitar seperempat bagian helain dan saja, Lihat Gambar....

Perlu diketahui menyisakan daun berfungsi agar tanaman masih bisa berfotosintesis, kemudian kenapa hanya menyisakan dua atau satu helai saja, Hal tersebut karena tanaman akan tetap melalukan respirasi dan transpirasi. Daun yang masih banyak akan mempercepat proses tersebut, akibatnya cadangan makanan akan cepat habis dan tanaman cepat layu.
Memotong batang bawah agar mudah disambung

Masukan batang atas atau entres atasnya, pada belahan batang bawah yang telah dibuat, kemudian ikat menggunakan "plastik es teh". Kenapa menggunakan plastik yang biasa digunakan untuk minuman es teh karena plastik tersebut lentur dan mudah untuk menutupi bagian sambungan, selain harganya yang mudah menurut penuturan beberapa praktisi tingkat keberhasilanya juga tinggi.

Setelah sudah di tali bisa ditutup menggunakan plastik. Kegiatan tersebut bertujuan agar transpirasi dan respirasi semakin ditekan sehingga tingkat keberhasilan penyambungan semaki tinggi.
Gampang sekali bukan, Asyik juga, kalo ada pertanyaan silahkan tulis dibawah ya...

 #KEGIATANDILAKUKANDIKEBUNBALITRRI
#THANKSFORBALITTRISUKABUMIINDONESIA

Tuesday, July 16, 2019

Teknologi Penanganan Pasca Panen Jamur Tiram

Postingan kali ini saya akan membagikan teknologi yang kalian harus ketahui dalam menangani pasca panen jamur tiram. Jamur tiram yang biasa kita makan sebagai sayur, sebenarnya memiliki potensi yang tiggi dalam bidang bisnis. Hal yang sangat perlu diketahui adalah cara penyimpanan ketika sudah dipanen, tujuanya adalah agar bisa memperpanjang masa simpan atau tidak busuk lebih dini. 
Berikut beberapa teknologi yang saya rangkum pada berbagai jurnal penelitian dan berbagai sumber lainya, silahkan membaca dengan seksama, jangan lupa menikmatinya...

  •  Pemanfaatan iradiasi pada jamur tiram putih (pleurotus ostreatus) kering.     
Pemanfaatan ini merupakan penerapan teknologi alternatif untuk memperpanjang daya simpan bahan pangan berupa jamur tiram putih kering. Penyebabnya karena jamur tiram mudah rusak sehingga memiliki daya simpan rendah. Cara mengiridiasi yaitu jamur segar dibersihkan dengan pisau lalu disortir terlebih dahulu, kemudian dicuci dan dibilas dengan air bersih, ditiriskan pada suhu kamar (30-32) yang sebelumnya diukur kadar pH dan air. Setelah itu ditimbang dan dikeringkan dengan sinar matahari selama 3 hari berturut turut dari pagi sampai sore dan sebagianya dikeringkan dengan oven pada suhu 55o selama 2 hari. Jamur kemudian di kemas dengan plastik PP pada kondisi vakum dan terakhir di iridiasi dengan dosis 5 kGy pada kondisi suhu kamar dengan laju dosis 2, 705 kGy/jam. Kemudian disimpan pada ruangan yang memiliki fasilitas pendingin dengan suhu 18-20o C.Iridiasi 5 kGy dapat menekan pertumbuhan mikroba jamur baik bakteri maupun khamir 2 log cycle dengan tidak mengubah sifat fisik dan kualitas organol leptiknya sampai penyimpanan 3 bulan sedangkan jika tanpa iridiasi hanya mencapai 2 bulan (Kadir, 2013).  
  • Teknik Pengeringan Jamur 
   
Teknik pengeringan terbaik berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti (2015) yaitu pengeringan dengan sinar matahari langsung selama 3-4 jam, dilanjutkan dengan pemanasan oven 48 jam X 40oC. Pengeringan ini relatif murah dan mudah dikerjakan. Penelitian ini mengungkapkan bahwa pengeringan jamur tiram dapat memperpanjang umur simpan mereka dan mempertahankan sifat mereka ditambah kualitas mendekati sampel seperti aslinya.  




  • Teknologi penyimpanan dan pengemasan menggunakan atmosfer termodifikasi (Modified Atmosphere Storage/MAS) dan MAP (Modified Atmosphere packaging)
   
Teknologi ini merupakan teknologi penyimpanan yang bisa diterapkan pada jamur tiram yang memiliki umur simpan yang terbilang singkat. Penyimpanan menggunakan MAS dan pengemaasan MAP terbukti dapat menghambat kerusakan yang terjadi pada jamur tiram putih seperti susut bobot, perubahan tekstur, perubahan warna, dan perubahan kondisi fisik jamur yang lebih lambat jika dibandingkan dengan jamur diruang terbuka tanpa dikemas (Susilo, Agustiningrum, & Indriani, 2017).  

  • Pengawetan Jamur Tiram

Pengawetan jamur tiram merupakan peluang karena jamur segar memiliki daya tahan yang tidak lama. Pengawetan jamur ini dapat berupa kalengan, asinan dan pasta jamur.