Tanaman kakao merupakan tanaman C3 yaitu tanaman yang hidup dengan baik pada kondisi ternaungi. Perlunya tanaman C3 ternaungi adalah sebagai upaya untuk menciptakan kondisi lingkungan (Agroekosistem) yang tidak terlalu panas atau intensitas sinar matahari rendah mengakibatkan suhu bisa lebih rendah juga. Selain itu naungan juga memiliki fungsi sebagai pengontrol gulma. Gulma yang tumbuh di lahan akan lebih lambat disebabkan sinar yang masuk sedikit. Terdapat dua Jenis pohon naungan yang ada pada kakao berupa pohon penaung sementara yang digunakan pada tanaman kakao belum menghasilkan, dan Pohon Penaung Tetap ketika tanaman kakao sudah menghasilkan. Diantara pohon penaung sementara yaitu,
Pohon Penaung Sementara Kakao dengan Gamal atau Cebreng (sunda)
Penaung Sementara Menggunakan Pisang
Untuk Pohon naungan tetap Bisa menggunakan Pohon Ramayana yang aman terhadap hama Kutu Loncat. Hama kutu loncat bisa mendifungsikan naungan karena daun bisa rontok pada pohon lamtoro. Namun, sekarang sangat dianjurkan penggunaan pohon naungan lamtoro dari hasil sambungan yaitu lamtoro jenis L2 yang tidak berbuah, sehingga aman dari kutu loncat.
Hama dan Penyakit yang biasa menyerang tanaman kakao tidaklah banyak. 5-7 hama dan penyakit yang sering ditemukan pada tanaman kakao adalah hama Helopeltis sp., penggerek batang kakao Zeuzera coffeae, penggerek buah kakao (PBK) oleh Conopomorpha cramerella, ulat kantung, ulat api, dan ulat grayak. Sedangkan penyakit yang menyerang kakao berupa busuk buah kakao (BBK) dan kanker batang yang disebabkan oleh cendawan Phytopora palmivora. Penyakit lainya yang sekarang sangat dikhawatirkan yaitu VSD (Vascular streak dieback) yang disebabkan oleh cendawan oncobasidium theobromae, penyakit yang jarang ditemukan misalnya antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum gloeosporioides
Hama Kutu Putih
Lubang Gerekan Zeuzera coffeae
Kanker Batang Tampak pada Tanaman
Bekas Gerekan
Gejala Hama Penggerek Batang
Zeuzera coffeae
Tanaman Kakao merupakan tanaman tahunan yang berperan penting sebagai penyumbang devisa negara. Produksi dari tanaman kakao Indonesia menempati peringkat ke tiga terbesar di dunia. Permasalahanya adalah mutu kakao yang rendah, dan salah satu penyebabnya adalah hama dan penyakit yang tidak dikendalikan dengan tepat.
Sarang Helopeltis sp, Bintik-Bintik Hitam pada Buah
Gejala Kakao Kena PBK, Belang Hijau atau Kuning pada Buah
Gejala PBK Tampak Bagian dalam Daging Buah
Imago Helopeltis sp.
Ngengat yang Kena Jamur
Larva Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella)
Foto adalah milik pribadi penulis yang diambil di Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Sukabumi Jawa Barat.. Terima kasih Untuk Pak Samsudin,... yang telah membimbing kami walau dalam kesibukan yang sangat luar biasa... Semoga Allah memberikan balasan yang setimpal untuk pihak pihak Balittri yang sudah mendukung proses magang kami, mahasiswa Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret.
Untuk Pengendalian dan Tata Kelola Kebun Sehingga Bisa Mengurangi Serangan Hama dan Penyakit Tanaman Kakao Bisa Lebih Lanjutnya Menonton Video Berikut ini
Gambar Pribadi Penulis diambil dari Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Sukabumi
Revitalisasi merupakan suatu kegiatan atau proses untuk memvitalkan ulang sesuatu. Misalnya saja seperti gambar diatas. Kenapa kebun Induk perlu di buat vital ? ternyata karena salah satu faktor penentu keberhasilan pengembangan
kakao yaitu adanya dukungan ketersediaan bahan tanam unggul dan bermutu. Bahan
tanam kakao itu dapat dikembangkan secara vegetatif maupun generatif. Mudahnya jika vegetatif itu tanpa biji, sedangkan generatif dengan biji. Menururt peraturan kementrian pertanian 2013 bahwa perbanyakan
kakao secara generatif menggunakan bahan tanam berupa biji bersumber dari kebun
benih yang telah diketahui kedua tetuanya dan bersertifikat.