Friday, February 1, 2019

Revitalisasi Kebun Induk Kakao


Gambar Pribadi Penulis diambil dari Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Sukabumi
Revitalisasi merupakan suatu kegiatan atau proses untuk memvitalkan ulang sesuatu. Misalnya saja seperti gambar diatas. Kenapa kebun Induk perlu di buat vital ? ternyata karena salah satu faktor penentu keberhasilan pengembangan kakao yaitu adanya dukungan ketersediaan bahan tanam unggul dan bermutu. Bahan tanam kakao itu dapat dikembangkan secara vegetatif maupun generatif. Mudahnya jika vegetatif itu tanpa biji, sedangkan generatif dengan biji. Menururt peraturan kementrian pertanian 2013 bahwa perbanyakan kakao secara generatif menggunakan bahan tanam berupa biji bersumber dari kebun benih yang telah diketahui kedua tetuanya dan bersertifikat. 
Kebun Induk adalah kebun yang dibangun dengan rancangan khusus sehingga perkawinan liar dapat dicegah dan persilangan yang diinginkan dimungkinkan terlaksana. Kebun Induk yang masih dalam proses revitalisasi membutuhkan waktu, biaya dan tentunya pemikiran yang cerdas dan tepat, guna mempercepat pemvitalan.
Bahan tanam kakao anjuran untuk kebun induk hanya jenis kakao lindak. Pembangunan kebun induk kakao dimaksudkan untuk menghasilkan hibrida biklonal atau poliklonal. Klon-klon yang ditanam berdasarkan potensi daya hasil, sifat ketahanan terhadap hama/penyakit, kompatibilitas penyerbukan. 
Gambar Pribadi Penulis Klon Sulawesi 1 dari kebun Induk yang sedang direvitalisasi
Rancangan tata tanam poliklonal yaitu menanam satu baris tetua jantan I, dua baris tetua betina I, satu baris tetua jantan II, dua baris tetua betina II, satu baris tetua jantan I,dan dua baris tettua betina II. Untuk tata tanam kebun biklonal yaitu dengan perbandingan 1:1 dan ada juga yang 2:1, untuk perbandingan satu banding satu digunakan sebagai kombinasi klon tetua yang sama-sama memiliki keunggulan daya hasil dan mutu hasil, sedangkan perbandingan dua banding satu digunakan sebagai penggabungan sifat ketahanan yang dimiliki oleh klon-klon tahan seperti klon Sca 6, Sca 12 dan Na 33 dengan klon unggul yang memiliki keunggulan dalam hal daya hasil (Wahyudi 2015).

Klon SCA 6 yang Tahan VSD (Vascular Streak Dieback)
 Lokasi kebun induk harus terisolasi dari pertanaman kakao lain agar terhindar dari kontaminasi sumber serbuk sari yang bukan klon penyusun kebun induk. Jarak isolasi kebun induk dari kebun produksi minimal 100 m. salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam memproduksi benih bermutu varietas/klon kakao unggul adalah kemurnian varietas atau klonya baik itu pada kebun induk maupun kebun entres (Rubiyo dan Indah 2013).
Gambar Pribadi Penaung Sementara Pisang kakao



No comments:

Post a Comment