Sunday, March 3, 2019

Kemiri Sunan Tanaman Masa Depan Guna Mendukung Perkembangan Biodiesel Nasional

  Kementerian pertanian Indonesia telah mengapresiasi munculnya inovasi pemanfaatan tanaman kemiri sunan yang bisa menjadi bahan utama dalam pembuatan biodisel. Tanaman kemiri sunan merupakan tanaman masa depan yang memiliki prospek tinggi. Mudahnya tanaman ini untuk ditanam pada lahan marginal membuat pemerintah lebih gencar dalam pengembangan lebih lanjut. Misalnya saja, mandat yang diberikan kepada Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar untuk memproduksi kemiri sunan sebagai bahan biodisel. Beberapa manfaat dengan datangnya tanaman masa depan adalah sebagai berikut:


Ilustrasi Pengalihan BBM menjadi BBN
1. Berkurangnya konsumsi BBM, Masyarakat yang kecendrungan mengkonsumsi BBM, akan dialihkan menggunakan biodisel sebagai penggantinya. caranya yaitu masyarakat bisa diberikan edukasi bahwa dengan menggunakan biodisel bahan baku kemiri sunan selain ramah lingkunganjuga bisa mensejahterakan petani-petani perkebunan.

2. Konservasi Lahan, Lahan yang kritis masih bisa ditanami dengan kemiri sunan, hal tersebut menjadikan lahan marginal dapat dimanfaatkan dan alhasil akhirnya bisa meningkatkan kesuburan tanah tersebut.
Kebun Terpadu Kemiri Sunan
3. Petani Sejahtera, dengan manfaat kemiri sunan yang dijadikan biodisel menjadikan petani semakin makmur, artinya penghasilan petani bisa bertambah, apabila kebutuhan kemiri sunan semakin bertambah.
Gambar 3 Pohon Kemiri Sunan yang dijadikan Pohon Penaung
4. Menjadi pendukung tanaman lain, Salah satunya berupa menjadi pohon pelindung tanaman kakao, walaupun tidak disarankan namun penggunaannya sudah mulai diterapkan di KP. Pakuwon Balittri Sukabumi (gambar 3) pada tanaman kako yang belum menghasilkan. Tajuk atau kanopi yang rimbun membuat tanaman kemiri sunan ini cocok untuk dijadikan pohon pelindung pada tanaman kakao belum menghasilkan. Tentunya kebun diatas menunjukan bahwa kebun terpadu berbasis agroforestry itu sangat mungkin dilaksanakan pada tanaman-tanaman menghasilkan

Apresiasi Kemetrian Pertanian dapat di lihat pada Video Berikut ini
Dengan dihasilkanya biodiesel B100 dapat menghemat visa, ramah lingkungan, dan dengan memenuhi kebutuhan dalam negeri  terlebih dahulu ketika CPO lagi naik petani bisa sejahtera, ditambah lagi lapangan pekerjaan terbuka (Video).



Friday, March 1, 2019

Mekanisme Dasar Pertahanan dan Faktor Pendukung Varietas Tahan


    Varietas tanaman yang tahan terhadap hama dan penyakit merupakan inovasi yang sangat diperlukan untuk mengatasi keadaaan pertanian saat ini. Begitu tergantungnya pertanian di Indonesia akan pestisida kimia menyebabkan berbagai kerusakan lingkungan menanti kedepanya. Pertanian sekarang semakin mengkhawatirkan sehingga terancam tidak bisa diteruskan untuk generasi selanjutnya. Maka dari itu salah satu upaya yang dilakukan adalah menambah pasokan varietas tahan hama maupun penyakit. Karena dengan upaya tersebut bisa meminimalisir penggunaan pestisida kimia. Menurut Suharsono bahwa Penurunan populasi hama dengan pestisida kimia lebih menekankan laju kematian, sedangkan penurunan populasi dengan penggunaan varietas tahan adalah menurunkan laju perkembangan hama (penurunan kesuburan, keperidian serangga, dan memperlambat pertumbuhan serangga).
Namun yang perlu digaris bawahi adalah setelah menemukan suatu varietas yang tahan terhadap hama maupun penyakit adalah tata kelola penggunaan varietas tersebut. 

    Bagaimana caranya agar ketahanan varietas tidak mudah ditembus oleh hama maupun patogen. Jangan dikira hama atau patogen tidak mempunyai daya untuk menembus varietas tahan yang telah ditemukan. Mereka merupakan organisme yang sangat dinamis pertumbuhanya. Naluri memangsa makanan juga merupakan hal yang pasti mereka miliki. Maka dari itu, sebelum menginjak pada strategi yang akan digunakan, maka kita harus terlebih dahulu memahami karakteristik dan perilaku hama atau penyakit yang bisa menyebabkan tanaman menjadi rentan.

Tanaman mempunyai mekanisme dasar pertahanan dalam tubuhnya untuk mengurangi kerusakan akibat serangan serangga herbivor yaitu

Contoh Escape
1.  Escape 

atau menghindari serangan serangga berdasarkan waktu atau tempat, misalnya tumbuh pada tempat yang tidak mudah diakses oleh herbivor atau menghasilkan bahan kimia penolak herbivor(repellen).

2. Pengalihan dan Pengembangan Penyembuhan 

yaitu Mengalihkan serangga herbivor untuk makan bagian yang tidak penting bagi tanaman atau mengembangkan kemampuan untuk melakukan penyembuhan dari kerusakan akibat serangan herbivor

3. Mengundang Musuh Alami 

Tanaman menarik datangnya musuh alami bagi herbivor yang dapat melindungi tanaman tersebut dari serangan herbivor. Salah satunya adalah tanaman berbunga misal marry gold, kenikir, bunga matahari dsb. Namun lebih dari itu tanaman bisa mengeluarkan sinyal untuk memanggil musuh alami, ketika dirinya sudah terluka melalui keluarnya senyawa folatil. Bagusnya lagi senyawa folatil tersebut akan ditangkap tanaman sebelahnya untuk bisa berjaga dari serangan hama.
Kenikir dan Bunga Matahari; tanaman yang punya pertahanan kimia dan Menarik musuh alami

4. Munculnya Pertahanan Kimia dan Mekanik dari dalam Tubuh tanaman 

Tanaman melindungi dirinya sendiri secara konfrontasi menggunakan mekanisme pertahanan kimia atau mekanik,seperti menghasilkan toksin yang dapat membunuh herbivor. banyak contohnya, seperti pertahanan fisik menggunakan duri atau rambut rambut yang tumbuh pada tanaman tomat, menyebabkan hama sulit menyerang. Tomat juga mengeluarkan bau yang menurut saya tidak disukai oleh hama serangga.
Tomat; mempunyai pertahanan fisik dan kimia
Setelah mengetahui bagaimana tanaman melindungi dirinya dari serangan hama, diharapkan bisa menjadi salah satu cara untuk mengembangkan pertanian terpadu dan berkelanjutan. Kemudain salah satu strategi selain pengetahuan diatas yang diperlukan dalam mengembangkan pertanian terpadu adalah tata kelola varietas tahan. 

Varietas tahan (tanaman yang dikembangkan untuk upaya meminimalkan serangan hama dan penyakit) yang telah ditemukan kemudian dikembangkan haruslah didukung dari beberapa faktor:
  
Teknik Budidaya yang Benar dan Tepat

artinya bahwa ketika mengunakan varietas tahan haruslah didukung dengan teknik budidaya yang tepat dan benar, untuk bisa menghasilkan atau mengeluarkan potensi yang telah dimiliki oleh varietas yang ditanam. Tanpa dukungan faktor ini akan mengakibatkan potensi yang dimiliki varietas akan terkubur dan tidak terlihat secara optimal.

Konservasi Habitat Melalui Pengendalian Hayati dan Pengelolaan Habitat, 

yaitu membuat atau memodifikasi suatu areal atau lahan menjadi area yang mudah di datangi oleh musuh alami, melalui penanaman tanaman refugia/tanaman berbunga, bisa juga membuat hama menghindar dari tanaman utama dengan penambahan tanaman repellent disekitar arel utama.


Penggunaan Varietas Tahan yang Berseling. 

Apabila pengelolaan habitat dan pengendalian hayati kurang dilaksanakan, salah satu upaya untuk menjaga agar tanaman tidak terpatahkan ketahananya pada hama atau penyakit tertentu maka perlu penanaman bergilir. Disebabkan sifat hama atau patogen yang dinamis dan sangat mudah menyesuaikan dengan lingkungan maka pergiliran varietas tahan akan sangat efektif, misalnya saja untuk musim pertama menggunakan tanaman padi tahan wereng, maka pada musim kedua menggunakan tanaman padi tahan hama lainya seperti walangsangit ataupun tahan penyakit tungro.






Wednesday, February 27, 2019

Pohon Pelindung Tanaman Kakao


Kebun Induk Kakao dengan Naungan Pohon Ramayana
Tanaman kakao merupakan tanaman C3 yaitu tanaman yang hidup dengan baik pada kondisi ternaungi. Perlunya tanaman C3 ternaungi adalah sebagai upaya untuk menciptakan kondisi lingkungan (Agroekosistem) yang tidak terlalu panas atau intensitas sinar matahari rendah mengakibatkan suhu bisa lebih rendah juga. Selain itu naungan juga memiliki fungsi sebagai pengontrol gulma. Gulma yang tumbuh di lahan akan lebih lambat disebabkan sinar yang masuk sedikit. Terdapat dua Jenis pohon naungan yang ada pada kakao berupa pohon penaung sementara yang digunakan pada tanaman kakao belum menghasilkan, dan Pohon Penaung Tetap ketika tanaman kakao sudah menghasilkan. Diantara pohon penaung sementara yaitu,
Pohon Penaung Sementara Kakao dengan Gamal atau Cebreng (sunda)


Penaung Sementara Menggunakan Pisang 
Untuk Pohon naungan tetap Bisa menggunakan Pohon Ramayana yang aman terhadap hama Kutu Loncat. Hama kutu loncat bisa mendifungsikan naungan karena daun bisa  rontok pada pohon lamtoro. Namun, sekarang sangat dianjurkan penggunaan pohon naungan lamtoro dari hasil sambungan yaitu lamtoro jenis L2 yang tidak berbuah, sehingga aman dari kutu loncat.
Naungan Tetap menggunakan Pohon Lamtoro
Pohon Penaung Tetap Ramayana

Tuesday, February 26, 2019

Hama dan Penyakit Tanaman Kakao





Penyakit Busuk Buah
Hama dan Penyakit yang biasa menyerang tanaman kakao tidaklah banyak. 5-7 hama dan penyakit yang sering ditemukan pada tanaman kakao adalah hama Helopeltis sp., penggerek batang kakao Zeuzera coffeae, penggerek buah kakao (PBK) oleh Conopomorpha cramerella, ulat kantung, ulat api, dan ulat grayak. Sedangkan penyakit yang menyerang kakao berupa busuk buah kakao (BBK) dan kanker batang yang disebabkan oleh cendawan Phytopora palmivora. Penyakit lainya yang sekarang sangat dikhawatirkan yaitu VSD (Vascular streak dieback) yang disebabkan oleh cendawan oncobasidium theobromae, penyakit yang jarang ditemukan misalnya antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum gloeosporioides 

Hama Kutu Putih
Lubang Gerekan Zeuzera coffeae
Kanker Batang Tampak pada Tanaman

Bekas Gerekan
Gejala Hama Penggerek Batang

Zeuzera coffeae

Tanaman Kakao merupakan tanaman tahunan yang berperan penting sebagai penyumbang devisa negara. Produksi dari tanaman kakao Indonesia menempati peringkat ke tiga terbesar di dunia. Permasalahanya adalah mutu kakao yang rendah, dan salah satu penyebabnya adalah hama dan penyakit yang tidak dikendalikan dengan tepat.
Sarang Helopeltis sp, Bintik-Bintik Hitam pada Buah
Gejala Kakao Kena PBK, Belang Hijau atau Kuning pada Buah
Gejala PBK Tampak Bagian dalam Daging Buah


Imago Helopeltis sp.
Ngengat yang Kena Jamur

Larva Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella)
Foto adalah milik pribadi penulis yang diambil di Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Sukabumi Jawa Barat.. Terima kasih Untuk Pak Samsudin,... yang telah membimbing kami walau dalam kesibukan yang sangat luar biasa... Semoga Allah memberikan balasan yang setimpal untuk pihak pihak Balittri yang sudah mendukung proses magang kami, mahasiswa Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret.

Untuk Pengendalian dan Tata Kelola Kebun Sehingga Bisa Mengurangi Serangan Hama dan Penyakit Tanaman Kakao Bisa Lebih Lanjutnya Menonton Video Berikut ini

Friday, February 1, 2019

Revitalisasi Kebun Induk Kakao


Gambar Pribadi Penulis diambil dari Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Sukabumi
Revitalisasi merupakan suatu kegiatan atau proses untuk memvitalkan ulang sesuatu. Misalnya saja seperti gambar diatas. Kenapa kebun Induk perlu di buat vital ? ternyata karena salah satu faktor penentu keberhasilan pengembangan kakao yaitu adanya dukungan ketersediaan bahan tanam unggul dan bermutu. Bahan tanam kakao itu dapat dikembangkan secara vegetatif maupun generatif. Mudahnya jika vegetatif itu tanpa biji, sedangkan generatif dengan biji. Menururt peraturan kementrian pertanian 2013 bahwa perbanyakan kakao secara generatif menggunakan bahan tanam berupa biji bersumber dari kebun benih yang telah diketahui kedua tetuanya dan bersertifikat.